mencintai angin harus menjadi siul..
mencintai air harus menjadi ricik..
mencintai gunung harus menjadi terjal..
mencintai api harus menjadi jilat..
mencintai cakrawala harus menebas jarak..
mencintaimu harus menjelma aku..
sepenggal sajak milik Sapardi Djoko Damono ini pertama kali saya tau dalam bentuk lagu, dan pertama kali saya dengerin waktu saya nonton salah satu film yang diputar saat event Jogja Asian Film Festival di Taman Budaya Yogyakarta akhir desember tahun 2010.. waktu pertama kali saya denger lagunya saya langsung suka banget.. jadinya waktu itu bukannya konsen nonton film-nya malah sibuk dengerin soundtracknya bener-bener.. haha.. tapi saya tetep tau kok inti dan jalan cerita dari filmnya :DD
yaa, saya memang orang yang suka sekali dengan kalimat2 sederhana tapi punya makna semacam sajak ciptaan SDD itu.. selama ini sajak SDD yang saya tau cuman sajak "aku ingin" yang juga pasti jauh lebih familiar buat orang-orang.. dalam sajaknya, SDD mampu menggabungkan kata-kata yang sederhana menjadi kalimat yang memiliki makna yang kalo kata orang 'daleeeeemm banget' :) tapi sekarang ini saya bukan seorang anak sastra yang lagi berkomentar tentang sebuah karya dari seniman handal seperti SDD.. jujur saya nggak ngerti apa2 tentang sastra dan teman2nya.. saya juga nggak pinter bikin sajak, apalagi puisi.. saya hanya bisa mengagumi aja.. hehehe..
yang terlintas di pikiran saya pertama kali begitu membaca sajak ini secara utuh yaitu ketika kita mencintai seseorang, maka yang pertama kali harus terjadi adalah membuat orang yang kita cintai menyadari keberadaan kita.. coba aja bayangkan, gimana kalo kita suka sama orang tapi orang yang kita suka itu gak menyadari keberadaan kita.. bukankah itu akan menyiksa diri kita sendiri?? gimana bisa kenal atau bahkan bisa deket, kalo kita ada aja dia nggak sadar.. menyedihkan bukan?! kalo kayak kata om sapardi,kita harus menjelma menjadi sosok di depan orang yang kita cinta, bukan hanya menjadi bayang2 semu yang tidak nyata.. dan silahkan tertawakan saya sekarang juga.. karena saya bisa bilang gitu tapi nyatanya sampe sekarang saya masih menjadi 'bayang2 semu' buat orang yang saya suka.. just because i still can't find the way to him, honestly.. jadi kalo saya bilang betapa menyiksa kalo orang yang kita suka nggak menyadari keberadaan kita, yaa memang menyiksa.. saya mau dia tau saya ada, saya mau dia menyadari keberadaan saya, tapi pada kenyataannya cuman saya yang tau dia ada, dan dia enggak.. *sigh*
well then, saya rasa membuat orang yang kita suka menyadari keberadaan kita aja belum cukup.. tapi, kita juga harus menjadi satu bagian dari orang itu.. maksudnya gini, siul itu kan salah satu bagian dari angin, ricik juga satu bagian dari air, terjal juga cuman satu bagian dari gunung.. kita tidak harus menjadi keseluruhan bagian, tapi setidaknya menjadi salah satu bagian aja, meskipun itu kecil.. tapi juga tidak berarti menjadi bagian yang salah lho.. misalnya, kita mencintai api tapi kita bukannya menjadi jilat malah menjadi siul, atau menjadi ricik.. yang ada kita bukannya menjadi bagian yang mendukung si api buat terus menyala, tapi keberadaan kita makin lama malah akan membuat si api padam..
gimana dengan saya?? hmm.. saya nggak tau apakah saya bisa menjadi siul saat dia adalah angin, atau apakah saya bisa menjadi ricik saat dia adalah air, atau apakah saya bisa menjadi jilat saat dia adalah api.. atau mungkin, yang terjadi justru saya malah menjadi siul atau menjadi ricik saat dia adalah api, atau mungkin saya tidak mampu menebas jarak saat dia adalah cakrawala.. karena bahkan untuk menjelma menjadi saya di depan dia aja saya belum bisa..
lalu, gimana dengan kamu?? ;)
cheers!
babikecilpenuhsemangat
mencintai air harus menjadi ricik..
mencintai gunung harus menjadi terjal..
mencintai api harus menjadi jilat..
mencintai cakrawala harus menebas jarak..
mencintaimu harus menjelma aku..
sepenggal sajak milik Sapardi Djoko Damono ini pertama kali saya tau dalam bentuk lagu, dan pertama kali saya dengerin waktu saya nonton salah satu film yang diputar saat event Jogja Asian Film Festival di Taman Budaya Yogyakarta akhir desember tahun 2010.. waktu pertama kali saya denger lagunya saya langsung suka banget.. jadinya waktu itu bukannya konsen nonton film-nya malah sibuk dengerin soundtracknya bener-bener.. haha.. tapi saya tetep tau kok inti dan jalan cerita dari filmnya :DD
yaa, saya memang orang yang suka sekali dengan kalimat2 sederhana tapi punya makna semacam sajak ciptaan SDD itu.. selama ini sajak SDD yang saya tau cuman sajak "aku ingin" yang juga pasti jauh lebih familiar buat orang-orang.. dalam sajaknya, SDD mampu menggabungkan kata-kata yang sederhana menjadi kalimat yang memiliki makna yang kalo kata orang 'daleeeeemm banget' :) tapi sekarang ini saya bukan seorang anak sastra yang lagi berkomentar tentang sebuah karya dari seniman handal seperti SDD.. jujur saya nggak ngerti apa2 tentang sastra dan teman2nya.. saya juga nggak pinter bikin sajak, apalagi puisi.. saya hanya bisa mengagumi aja.. hehehe..
yang terlintas di pikiran saya pertama kali begitu membaca sajak ini secara utuh yaitu ketika kita mencintai seseorang, maka yang pertama kali harus terjadi adalah membuat orang yang kita cintai menyadari keberadaan kita.. coba aja bayangkan, gimana kalo kita suka sama orang tapi orang yang kita suka itu gak menyadari keberadaan kita.. bukankah itu akan menyiksa diri kita sendiri?? gimana bisa kenal atau bahkan bisa deket, kalo kita ada aja dia nggak sadar.. menyedihkan bukan?! kalo kayak kata om sapardi,kita harus menjelma menjadi sosok di depan orang yang kita cinta, bukan hanya menjadi bayang2 semu yang tidak nyata.. dan silahkan tertawakan saya sekarang juga.. karena saya bisa bilang gitu tapi nyatanya sampe sekarang saya masih menjadi 'bayang2 semu' buat orang yang saya suka.. just because i still can't find the way to him, honestly.. jadi kalo saya bilang betapa menyiksa kalo orang yang kita suka nggak menyadari keberadaan kita, yaa memang menyiksa.. saya mau dia tau saya ada, saya mau dia menyadari keberadaan saya, tapi pada kenyataannya cuman saya yang tau dia ada, dan dia enggak.. *sigh*
well then, saya rasa membuat orang yang kita suka menyadari keberadaan kita aja belum cukup.. tapi, kita juga harus menjadi satu bagian dari orang itu.. maksudnya gini, siul itu kan salah satu bagian dari angin, ricik juga satu bagian dari air, terjal juga cuman satu bagian dari gunung.. kita tidak harus menjadi keseluruhan bagian, tapi setidaknya menjadi salah satu bagian aja, meskipun itu kecil.. tapi juga tidak berarti menjadi bagian yang salah lho.. misalnya, kita mencintai api tapi kita bukannya menjadi jilat malah menjadi siul, atau menjadi ricik.. yang ada kita bukannya menjadi bagian yang mendukung si api buat terus menyala, tapi keberadaan kita makin lama malah akan membuat si api padam..
gimana dengan saya?? hmm.. saya nggak tau apakah saya bisa menjadi siul saat dia adalah angin, atau apakah saya bisa menjadi ricik saat dia adalah air, atau apakah saya bisa menjadi jilat saat dia adalah api.. atau mungkin, yang terjadi justru saya malah menjadi siul atau menjadi ricik saat dia adalah api, atau mungkin saya tidak mampu menebas jarak saat dia adalah cakrawala.. karena bahkan untuk menjelma menjadi saya di depan dia aja saya belum bisa..
lalu, gimana dengan kamu?? ;)
cheers!
babikecilpenuhsemangat
still can't find the way to him???ckakakak....jangan putus asa ya mot...klo perlu jadi groupiesnya deh...ohhoo
BalasHapushahaha.. hush..
BalasHapusjadi secret admirer juga asyik koq... paling nanti yang kamu sukai itu nyanyi pake gitar lagu padi yg "siapa gerangan dirinya" hahhah
BalasHapus